Pujian yang fana

Siapa sih yang tidak senang dipuji? Apabila kita merasa sukses di salah satu bidang, tentunya wajar dong kalo kita ingin dipuji oleh keluarga, teman, atau orang lain. Apalagi kalau kita adalah orang yang terkenal (seperti artis atau tokoh politik ternama) pujian dan sanjungan adalah barang mutlak yang mesti kita dapat.
Sebetulnya tidak salah kalau kita merasa tersanjung saat kita dipuji oleh orang lain. Tapi jika kemudian kita menjadi haus dan haus akan sanjungan sehingga kita mengorbankan apapun demi mendapatkannya, maka itu yang berbahaya. Seperti kata pepatah pujian itu manis seperti gula. Kalau kita kebanyakan makan gula, tentu akan menimbulkan penyakit bukan?
Tiga kisah ini mungkin bisa menjadi renungan bagi kita supaya menyadari bahwa sebenarnya pujian dan sanjungan dari dunia itu adalah sementara sifatnya dan gampang berubah.
1. Yoh 12 : 12 -15
Di perikop tersebut menceritakan ketika Tuhan Yesus memasuki Yerusalem. Orang – orang menyanjung dan meninggikanNya. Tetapi beberapa saat kemudian, mereka berteriak untuk menyalibkan Dia.
2. Kis 14 : 8 - 20
Cerita mengenai Rasul Paulus di Listra yang dengan kuasa Allah menyembuhkan orang yang lumpuh. Penduduk di kota itu takjub dan menganggap Paulus dan Barnabas adalah titisan dewa sehingga mereka dipuja dan diberi persembahan. Tetapi kemudian apa yang terjadi? Ketika orang – orang Yahudi membujuk penduduk itu, mereka berbalik melempari Paulus dengan batu.
3. Seorang mantan Perdana Menteri Inggris yang bernama Winston Churchill setiap kali berpidato, orang akan berbondong – bondong datang dan mendengarkan pidatonya sampai ada yang tidak kebagian tempat. Ketika beliau ditanya, apakah tidak merasa tersanjung? Beliau menjawab, “Tiap kali saya ingin berbangga saya hanya ingat satu hal. Apabila suatu saat saya dihukum gantung, jumlah orang yang hadir pasti melonjak dua kali lipat.”
Dari ketiga cerita di atas, kita lihat bahwa pujian dan sanjungan dari dunia adalah sementara saja dan cepat sirna. Ibarat seperti permen karet, hanya dinikmati sesaat, tapi jangan sampai ditelan. Lebih baik kita melakukan pekerjaan kita masing – masing dengan sebaik – baiknya tidak peduli disanjung maupun tidak yang penting melalui pekerjaan kita Tuhan dimuliakan. Amin !
Leave a Comment