Rethinking About Money (2/3) - Pandangan Alkitab Mengenai Janji Kekayaan

3. Hal Menghakimi
Lukas 6:38, Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu

Ayat ini juga sering dipelintir untuk mendukung gagasan bahwa Allah menjanjikan kekayaan materi.
Jadi sering dibilang bahwa apa yang kita pakai untuk mengukur itu akan diukurkan ke kita, jadi kalau kita mempersembahan cuma 5% dari penghasilan kita untuk Tuhan maka ya Tuhan juga akan mengembalikan sedikit, coba kalau kita mempersembahkan 40% maka pasti Tuhan juga akan mengembalikan banyak :) - apalagi kalau persembahannya lewat saya, mungkin Tuhan bisa mengembalikan lebih banyak :)
Kalau kita perhatikan dengan baik perikop ini, dalam Lukas 6:37-42 Tuhan Yesus berbicara mengenai hal menghakimi, Dia mengajarkan bahwa kita tidak boleh menghakimi, ukuran yang kamu pakai untuk mengukur kesalahan orang itulah yang akan dipakai juga untuk mengukur kesalahan kita. Jadi ini tdk ada hubungannya dg persembahan, kalau pakai takaran kecil mk diberi berkat kecil sama Tuhan, ini pemikiran ngawur, asal comot.

Kesimpulan : Ayat ini berbicara mengenai hal menghakimi dan bukan soal janji kekayaan materi.

4. Hal Berdoa
Lukas 11:9-10 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan

Apakah setiap kali kita berdoa maka pasti dikabulkan ? Ada pengajaran yang mengatakan "Alam semesta menyesuaikan harapanmu". Jadi kalau kita minta apa saja asalkan kita percaya, divisualisasikan dsb, maka alam akan mengikuti kehendak kita dan menjadikannya terjadi. Awas ini ajaran-ajaran new age movement, yang menganggap kita ini sebagai allah.

Kalau kita perhatikan, apa yang diajarkan Yesus dalam perikop ini (Luk 11:1-13) adalah tentang hal berdoa. Bagaimana kita harus berdoa ? Yang pertama dan utama adalah doa kita harus sesuai dengan kehendak Allah dan untuk kemuliaanNya (ay 2, Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu), artinya tujuan doa kita harusnya agar kekudusan Allah dimasyurkan dan kerajaanNya datang dalam kehidupan kita, barulah kita minta Allah agar mencukupkan kebutuhan kita (ay 3) dan meminta ampun akan kesalahan dan dosa kita (ay 4)
Kemudian Tuhan Yesus melanjutkan dengan memberikan perumpamaan tentang orang yang terus meminta hingga diberi. Kemudian baru dilanjutkan dengan ayat 9 dan 10 "Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan"

Tetapi perlu kita ingat dan perhatikan bahwa di bagian akhir Tuhan Yesus mengatakan bahwa "Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Artinya Tuhan Yesus bilang Allah tahu kok setiap kebutuhan kita, Dia tau yang terbaik buat kita, kalau memang itu merupakan kebutuhan bagi kita (ingat, dengan tujuan akhir agar kita bisa memuliakan Allah dalam hidup kita), maka pasti deh Allah akan memberikan itu.

Jadi kalau yang kita doakan, Allah anggap itu tidak perlu buat kita (karena salah satunya yang disebut Alkitab sebagai "untuk memuaskan hawa nafsu" kita), maka tentunya doa itu tidak akan dikabulkan Allah.

Kesimpulan : ayat ini tidak menjanjikan kekayaan materi, tidak menjanjikan doa selalu dikabulkan. Karena tidak setiap doa dikabulkan Allah, hanya yang Allah anggap itu baik buat kita, karena Dia tau yang terbaik buat kita.

5. Mengenai Tabur Tuai
2 Kor 9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.

Prinsip ini sangat wajar dalam dunia bisnis, tetapi sekalipun begitu sebenarnya yang diomongkan Paulus bukan janji kekayaan materi, kalau kita lihat setelah berkata di ayat 6 mengenai prinsip itu, dalam ayat 7 ia memerintahkan, “Hendaklah masing2 memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” Setelah perintah ini dijalankan, barulah janji diberikan, “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu & malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Kor 9:8)
Jadi menabur banyak menuai banyak itu artinya menuai “segala kasih karunia dan senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan”
Perhatikan berkelebihan dalam hal apa ? Kebajikan ! Jadi dari sini kita melihat bahwa bukan berkat kekayaan materi sebenarnya yang dibicarakan/dijanjikan Paulus, tetapi bentuk berkat dalam hal-hal yang lain.
Kalau diperhatikan ayat 7 nya Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita
Artinya Paulus bilang bahwa kalau kita memberi itu harus tulus, jangan sedih atau karena paksaan, kata menabur banyak itu terjemahannya adalah bountifully (dengan baik hati). Arti kata tersebut menunjukkan bahwa jemaat harus betul-betul dengan sepenuh hati memberikan dan tanpa paksaan (baik hati), tidak untuk menunjukkan kekuasaan atau kekayaan (sikap pamer) apalagi utk mengharapkan balasan dari Tuhan :)
Jadi penjelasan ayat ini memang Paulus saat itu berbicara mengenai persembahan, tetapi itu persembahan utk orang2 percaya yang miskin karena jemaat Korintus sudah berjanji bahwa mereka akan membantu, Paulus sudah ngomong ke orang2 bahwa jemaat Korintus akan membantu, tetapi kelihatannya mereka tidak sungguh2 sehingga Paulus saat itu mengingatkan mereka untuk melaksanakan janji mereka, supaya maksudnya jangan ngomong aja (NO ACTION TALK ONLY), makanya Paulus ngomong ayat tersebut, ingat yang memberi banyak (dengan rela hati dan baik hati/tulus) akan menuai banyak berkat bisa berupa berkat jasmani ataupun rohani dan Paulus mengingatkan bahwa pemberian itu jangan karena paksaan / sedih hati karena ditegur Paulus, tapi biarlah dengan rela hati. Jadi ayat ini sebenarnya adalah ayat teguran, sehingga tidak cocok dipakai seakan2 janji Allah bahwa kalau kita memberi persembahan banyak maka kembali banyak.

Kesimpulan : Ayat ini juga tidak menjanjikan kekayaan materi, karena berkat yang dijelaskan Paulus bisa berupa banyak hal, dan selain itu perlu diingat juga bahwa ayat ini sebenarnya adalah ayat teguran. Jadi Paulus seakan ingin bilang kirim-lah persembahanmu untuk jemaat-jemaat miskin, percayalah kamu tidak akan kekurangan deh, Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu (CUKUP untuk kehidupan kita)  dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan (yang berkelebihannya adalah kebajikannya lho ya) jadi bukan dijanjikan jadi kaya raya sesudah memberi persembahan.

6. Mengenai Hikmat Allah
1 Korintus 2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia

Kita pasti sering mendengar hal ini juga bukan ? Kadang orang bilang kalau ada masalah termasuk masalah keuangan, berdoalah kepada Tuhan, percayalah bahwa Tuhan memberikan sesuatu yang diluar perkiraan kita, terus pakai ayat ini untuk mendukung pendapat mereka.
Coba sekarang kita perhatikan perikop ayat ini, supaya kita tau apa maksud ayat ini.
2:6 Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. 2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. 2:8 Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. 2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah

Kalau kita baca Perikop 1 Kor 2:6-16 ini ternyata ayat tadi berbicara mengenai hikmat yg Allah berikan kepada orang2 yg mengasihi Dia, bukan hikmat dunia, tetapi hikmat Allah, karena jika org dunia mengenal hikmat itu, maka mereka tidak akan menyalibkan Kristus (ayat 8), jadi ini bukan tentang janji kekayaan melainkan tentang hikmat Allah yaitu mengenai Kristus itu sendiri.

Kesimpulan : Ayat ini tidak ada hubungannya dengan masalah janji berkat jasmani / kekayaan materi, tetapi berbicara mengenai hikmat Allah yang disediakan bagi kita. 



7. Mengasihi diri sendiri
Mat 22:39 Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Ayat ini seringkali dipelintir seakan-akan kita diperintahkan utk mengasihi diri sendiri dulu sehingga kita sukses / kaya dulu, dengan alasan logis kalau kita tidak kaya bagaimana kita bisa memberi kepada org lain ? Jadi kita harus mengasihi diri dulu baru mengasihi orang lain.
Ada beberapa poin yang perlu kita pahami mengenai pandangan ini :

a. Jika kita perhatikan , ayat ini sama sekali tidak memerintahkan kita untuk melakukan "mengasihi diri" Bagian perintahnya adalah "Kasihilah sesamamu manusia" sedangkan bagian "seperti dirimu sendiri" itu adalah perbandingannya, bukan perintah, itu sebuah asumsi / indikatif bahwa kita memang sudah mengasihi diri.

b. Firman Tuhan memerintahkan agar kehidupan kita harus ditujukan untuk  orang lain Filipi 2:3 “hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri”, jadi pasti Yesus tidak memerintah agar kita "mengasihi diri", karena Alkitab tidak mungkin bertentangan satu dg yg lain.

c. Kita bisa compare juga dengan perintah Yesus dalam Yoh 13:34 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi”.  Kasih Kristus menjadi standar. Mengasihi diripun harus diukur dengan standar seperti Kristus mengasihi kita. Jadi yang dimaksud kasihilah sesamamu seperti Kristus mengasihi kita, Dia rela mati untuk kita maka kita harus mengasihi orang lain juga, kenalkan mereka pada Yesus supaya mereka percaya dan selamat.

d. 2 tim 3:2 “manusia akan mencintai diri dan menjadi hamba uang” Jadi pasti dilarang mengasihi diri dalam arti menumpuk kekayaan dan jadi hamba uang.

e. Kalau kita perhatikan kehidupan Yesus, jika Yesus memerintahkan sesuatu maka Yesus pasti juga akan melakukan hal itu dalam diriNya, misal jika Yesus memerintahkan kasihilah sesamamu, maka Yesus pasti juga melakukannya dalam hidupNya. Nah jika Yesus memerintahkan mengasihi diri dan melakukan "mengasihi diri" yang seperti itu, maka nggak bakalan ada keselamatan karena Dia akan menyelamatkan diri dulu baru menyelamatkan murid2Nya saat akan ditangkap :)


Kesimpulan : Ayat tersebut memerintahkan agar kita mengasihi sesama kita tetapi bukan dimaksud bahwa kita harus mengasihi diri sendiri dulu, apalagi terus yang dimaksud adalah menumpuk kekayaan dan jadi kaya dulu, dengan alasan biar bisa memberi, itu terlalu di pas-paskan untuk mendukung paham hedonisme.

No comments

Powered by Blogger.