Pelayanan VS Keluarga

Jika kita diperhadapkan pada pilihan pelayanan atau keluarga, manakah yang kita akan pilih ? Saya rasa seringkali kita terjebak dalam pemikiran bahwa kita melakukan pelayanan karena itu sudah tanggungjawab kita sebagai seorang hamba Tuhan, seorang diaken, penatua, pengurus komisi dll, sehingga jika di gereja yang besar, yang seringkali banyak kegiatan, banyak tenaga yang harus dikeluarkan dan waktu yang harus diluangkan oleh para pengurus-pengurus tersebut.
Seringkali hal semacam ini menjadi bumerang bagi sebagian 'pengurus' tersebut dimana mereka akhirnya 'menelantarkan' keluarganya demi 'pelayanan' mereka.

Yesus mengajarkan kepada kita, ikutlah aku dan kamu akan kujadikan penjala manusia (Mark 1:17). Menurut saya ini yang terpenting, jadi yang terpenting adalah Yesus. Jika saya diminta untuk memilih Yesus atau keluarga maka saya memilih Yesus (misal keluarga meminta kita meninggalkan Yesus), ini yg bener.
Coba kita pikirkan, bukankah keluarga itu juga merupakan lahan pelayanan kita ?
Kalau begitu mengapa sebagian orang begitu ngototnya lebih memilih yang mereka katakan 'pelayanan' daripada 'keluarga' mereka ? Mereka pergi melayani orang lain, pembesukan, menghibur orang yang kesusahan, tetapi di satu sisi keluarga mereka merasa kehilangan mereka, kesepian, sedih karena tidak mendapat perhatian dari mereka.

Saya pernah mendengar sebuah berita yang mengatakan ada seorang yang dulunya pendeta yang pernah menjabat sebagai ketua sekolah tinggi teologia (jadi bukan orang kristen sembarangan), berpindah kepercayaan ke agama lain. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Anda tau masalahnya ? saya sempat membaca artikelnya di dalam sebuah situs yang menjadikan orang ini sebagai headline mereka. Di dalam artikel tersebut dia bercerita bahwa dia merasa hidupnya tidak karuan, padahal dia sudah melakukan pelayanan kepada Tuhan begitu katanya. Dia bercerita bahwa dia begitu aktif di kegiatan gereja dan pelayanannya sehingga keluarganya seringkali marah-marah, karena dia sering tidak di rumah. Sampai pada akhirnya keluarganya meminta dia untuk mundur dari pelayanannya. Tapi dia bersikeras tidak mau mundur, bagaimana saya mundur, saya ini hamba Tuhan dan saya harus melayani lebih dari semua, begitu pikirnya. Sampai pada akhirnya keluarga ini bertengkar hebat dan dia berpikir kenapa Tuhan membiarkan itu terjadi bukankah aku sudah pelayanan, begitu doanya ke Tuhan saat itu. Akhirnya karena frustasi, masak hamba Tuhan tapi keluarga berantakan, (coba kita pikir secara psikologis hal ini pasti sangat mempengaruhi hidupnya, mungkin dia merasa sangat malu dilihat orang) dia akhirnya memilih berpindah agama (padahal dia hanya perlu berbalik kepada Tuhan dan mengatur hidup kembali, bukankah keluarganya hanya meminta dia mundur dari pelayanannya dan bukan menyangkal Yesus?) . Dan saat itu istrinya menentang dia, tetapi karena dia udah terlanjur berpikiran spt itu maka akhirnya mereka bercerai. Dan sekarang kabarnya dia telah menikah lagi dengan pernikahan secara agamanya yang baru dan ini dijadikan headline di situs tersebut.

Jadi sekarang mari kita berkaca terhadap diri kita sendiri, jikalau kita diminta utk memilih pelayanan atau keluarga manakah yang kita pilih ? Ingat, keluarga itu juga lahan pelayanan kita, suami, istri dan anak-anak kita juga perlu kita layani. Tuhan tidak pernah meminta kita untuk menelantarkan keluarga kita bukan ? Tuhan mengajarkan jika keluarga kita menghalangi kita untuk mengikut Dia, nah itu yg harus kita tolak. Yesus juga mengajarkan lewat kita dalam cerita Maria dan Martha, dimana Martha sibuk melayani Dia, tapi justru Dia menegur Martha dan mengatakan bahwa Maria telah memilih yang bener, mendengar firman Tuhan. Jadi bukan pelayanan yang membuat kita terlihat 'sibuk dan penting' yang harus kita prioritaskan tetapi keluargalah yang harus kita prioritaskan dan diatas keluarga dan segalanya, Yesuslah prioritas utama kita. Semoga artikel ini bisa membawa berkat bagi anda, terutama bagi anda yang adalah pendeta, penginjil, majelis, penatua, pengurus komisi dan aktifis gereja. Jangan sampai iblis mempermainkan anda dan membuat keluarga anda hancur. Remember, We are in a war zone here. We have a real enemy after our souls. Feel free to post a comment, good or bad. GBU All.

No comments

Powered by Blogger.