Astrologi - Perbintangan dalam Pandangan Kekristenan

Apakah orang kristen boleh percaya perbintangan / ramalan zodiak? Saat ini kan banyak di majalah-majalah menampilkan ramalan bintang untuk per tahun, per bulan, per minggu bahkan per hari. Bagaimana pendangan Alkitab mengenai ramalan perbintangan atau astrologi ini ?

Astrologi berasal dari dua kata yaitu “aster” dan “logia”. Aster = bintang dan logia = ilmu. Jadi astrologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai tata letak berbagai benda langit dan hubungannya dengan nasib manusia.

Astrologi berbeda dengan Astronomi, kalau Astronomi adalah ilmu yang secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit, seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak, dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.

Jadi dengan melihat definisinya saja seharusnya kita sudah jelas bahwa untuk Astrologi tentunya iman kristen tidak memperbolehkan kita untuk mempercayainya, mempelajarinya, mempraktekkannya dan mengajarkannya.

Dalam Astrologi, tanggal kelahiran seseorang mempengaruhi peruntungannya sepanjang umur hidupnya. Metode membuat horoskop dengan melihat posisi 7 bintang yaitu matahari, bulan, merkurius, venus, mars, yupiter & saturnus pada saat seseorang lahir. Bintang-bintang itulah yang dianggap menentukan nasib dan peruntungan manusia. Takdir manusia berada di dalam kuasa dan pengaruh bintang tersebut. Inilah letak strategi astrologi, yaitu mengalihkan manusia dari Penciptanya kepada ciptaan. Jadi bukan lagi Tuhan yang menjadi sumber pengetahuan untuk masa depan, tapi bintang dan planet. Iblispun ikut campur tangan di belakangnya, jadi pastilah kekacauan yang terjadi.

Alkitabpun dari awal dengan tegas melarang segala macam bentuk ramalan, sihir dan sejenisnya, termasuk ramalan bintang tentunya.

Ulangan 18:9-11 Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.

Yesaya 47:13-15 Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang! Demikianlah faedahnya bagimu dari tukang-tukang jampi itu, yang telah kaurepotkan dari sejak kecilmu; masing-masing mereka terhuyung-huyung ke segala jurusan, tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau.

Im 19:31 Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.

Nah jadi jelas donk bahwa Alkitab sangat menentang hal tersebut. Mungkin kemudian ada diantara kita yang jadi bertanya kalau begitu mengapa ramalan-ramalan tersebut bisa benar-benar terjadi ? Bagaimana dengan Astronomi apakah boleh dan tidak bertentangan dengan Alkitab ? Bagaimana dengan cerita orang majus yang dipimpin bintang, apakah itu bukan Astrologi ?

Pada kenyataannya banyak ramalan yang tidak terjadi, kalaupun itu terjadi bisa ada 2 kemungkinan yaitu kebetulan dan satunya lagi yaitu peramal tersebut dipakai oleh roh setan, tidak ada alasan lain. Inilah yang oleh Alkitab disebut sebagai penenung, dukun bahkan nabi palsu. Cirinya adalah tujuannya supaya manusia menjauhi Allah dan percaya terhadap ramalan-ramalan tersebut, padahal itu adalah kenajisan bagi Allah. Selain itu ketepatan ramalan tersebut tidak mungkin 100%, hanya sebagian saja yang benar, inilah bedanya dengan penglihatan yang diberikan oleh Allah.

Mengenai Astronomi, tentunya ilmu ini tidak bertentangan dengan Alkitab karena di Alkitabpun banyak menjelaskan hal tersebut.

Ayub 9:9 yang menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan , -- jadi artinya dari dulupun orang belajar mengenai astronomi ini.

Am 5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi--TUHAN itulah nama-Nya .--Lihat, Alkitabpun bahkan menjelaskan mengenai siklus air, dimana air laut menguap dan menjadi hujan.

Luk 12:54-56 Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? -- inipun menjelaskan bahwa pada jaman Tuhan Yesus juga orang mengerti mengenai rupa langit / fenomena alam.

Astronomi sangat berguna bagi kehidupan manusia, dengan ilmu tersebut manusia jadi mengenal sistem kalendar, bisa jadi untuk petunjuk arah atau navigasi bagi nelayan tradisional, bisa untuk perhitungan pasang surut air laut, bisa juga untuk menentukan masa tanam bagi petani.

Jadi tidak ada yang salah dengan Astronomi dan juga tidak bertentangan dengan Alkitab.

Terakhir, mengenai cerita orang majus, bagi Matius, penulisan kitabnya yang memang ditujukan untuk orang Yahudi, kehadiran orang-orang majus itu menggambarkan hubungan Mesias dengan dunia bangsa-bangsa non-Yahudi, dan ini merupakan pendahuluan yang cocok dengan nubuat tentang Yesus, bahwa Allah akan memberkati seluruh bangsa melalui keturunan Abraham yakni Yesus, Sang Mesias, Juru Selamat Dunia ini.

Bagi saya pribadi, peristiwa Natal ini sarat dengan ironi karena seakan-akan saat itu Allah menyindir orang Yahudi yang merasa sebagai bangsa pilihan dan juga para ahli Taurat dan orang Farisi yang merasa paling tahu tentang kitab Suci, karena justru kepada orang majus yang bukan bangsa Yahudi dan kepada para gembala yang tidak mengerti kitab Taurat, kepada merekalah Allah memberitakan berita Natal pertama.

Jadi apakah orang majus itu adalah para ahli astrologi atau para ahli astronomi, saya rasa itu bukanlah fokus dari penulisan Matius.
Bisa jadi orang majus itu adalah ahli astronomi, karena beberapa alasan
- Ada penafsiran yang mengatakan bahwa orang majus ini sdh mendengar berita tentang nubuatan kelahiran Mesias dari orang-orang Yahudi.
- Bintang yang mereka ikuti bukanlah sejenis bintang biasa atau planet. Bintang tersebut merupakan fenomena supranatural yang muncul, bergerak, hilang, muncul lagi dan diam di tempat tertentu, jadi ini fenomena alam yang kemudian oleh mereka dihubungkan dengan nubuatan yang kemungkinan mereka pernah dengar.
- Sikap Herodes sendiri pada waktu itu juga bertanya kepada ahli-ahli Perjanjian Lama, bukan kepada ahli perbintangan. (Mat 2:4) Kalau orang-orang majus itu adalah ahli astrologi dan mereka menjelaskan tentang ramalan mereka pada Herodes, harusnya Herodes akan mengkonfirmasi kepada para ahli nujum, bukan pada para imam dan ahli Taurat.
- Orang-orang majus ini tidak memakai astrologi untuk mengetahui maksud jahat Herodes, melainkan malaikat yang datang kepada mereka dan memerintahkan mereka untuk pergi.

Tetapi sekali lagi saya rasa bukan itu fokus penulisan Matius saat menceritakan kisah orang-orang majus ini, kalaupun orang-orang majus itu memang adalah ahli astrologi, apakah tidak mungkin Allah melakukan tindakan yaitu membuat fenomena alam mengenai bintang itu, supaya hal itu sesuai dengan pemikiran mereka dengan tujuan mereka akhirnya datang menyembah kepada Yesus, dengan tujuan untuk menyindir orang Yahudi dan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dari Allah itu diperuntukkan bagi semua bangsa ? Sangat mungkin. Tetapi tentunya ini bukan berarti bahwa Astrologi diperbolehkan. Karena dalam menafsirkan sesuatu, kita tentunya tidak boleh melihat satu bagian Alkitab, tetapi haruslah keseluruhan Alkitab sehingga bisa didapatkan pemahaman yang benar. Jika di banyak bagian Alkitab lain kita tau bahwa Astrologi ditentang oleh Allah, maka itu artinya Astrologi tidak diperbolehkan.

Apa sih alasannya kita tidak boleh percaya Astrologi ?
1. Astrologi memandang rendah manusia sebagai objek ramalan bintang-bintang. Padahal kita harusnya percaya kepada Allah bahwa nasib kita ditangan Tuhan bukan ditentukan oleh bintang-bintang yang mana itu juga adalah ciptaan Tuhan.
2. Astrologi merupakan bagian dari okultisme karena mencoba mendapatkan kekuatan supranatural untuk mengetahui masa depan dan pada akhirnya itu berhubungan dengan setan-setan.
3. Astrologi meramal banyak hal tetapi sebagian besar tidak menjadi kenyataan dan kalaupun ada yang terjadi juga hanya sebagian yang terpenuhi. Jadi mengapa kita harus percaya hal-hal begituan ? Mending percaya kepada Allah, yang janjiNya pasti Ya dan Amin, dan semuanya pasti terjadi 100% tanpa mbeleset sedikitpun.

Semoga artikel ini bisa menjadi berkat bagi kita dan menguatkan kita bahwa hanya Allah saja sumber pengetahuan dan sumber berkat kita, jangan berharap dan mempercayakan hidup kita kepada bintang-bintang diatas ataupun ramalan-ramalan nasib dan jangan tertipu dengan tipuan iblis. Tuhan memberkati.




No comments

Powered by Blogger.